Habib Rizieq Shihab,
siapa yang tidak familiar dengan nama itu?. Apalagi, beberapa pekan terakhir,
namanya terus menghiasi media, elektronik maupun cetak, walau dengan
pemberitaan negative. Ketua FPI pusat ini telah berkali-kali dipanggil polisi,
bahkan pernah dipenjara. Itu semua karena ketegasannya dalam memberantas
kemungkaran. Banyak yang suka dengan beliau namun banyak juga yang menbenci.
Sayangnya, sebagian
orang yang membenci juga termasuk umat Islam, bahkan beberapa diantaranya tokoh
yang dikenal di tengah masyarakat. Menurut mereka, HBS – begitu biasa ia
disebut – tak mencerminkan seorang ulama. Alasannya, ia orang yang kasar dan bertolak belakang
dengan gaya dakwah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam yang penuh dengan
kelembutan.
Memang, dalam berbagai
kesempatan ceramah atau orasi, HBS selalu menampilkan ketegasan terhadap
kemungkaran dan ketidakadilan yang diterima umat Islam. Namun, hal itu tidak
bisa menjadi alasan untuk menyalahkannya. Karena dalam Islam, ketegasan kepada
perbuatan buruk dan merugikan umat adalah keharusan. Hal itu dikenal dengan
istilah nahi mungkar.
Bahkan dalam salah satu
ayat Al Qur’an, Allah menyeru umat muslim agar tegas kepada kaum kafirin.
Karena mereka sesungguhnya membenci kaum muslimin. Mereka tidak akan kecuali umat
Nabi Muhammad mengikuti ajaran mereka. Saat ini, hal tersebut benar-benar
terbukti. Al-Qur’an beberapa kali dinistakan. Ajaran islam mereka larang. Umat
islam mereka bohongi bahkan ulama mereka habisi dan bully di medsos. Mereka
adalah jenis manusia yang suka berkhianat dan mementingkan nafsu duniawi.
Itulah mengapa, dalam
perang khaibar, Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya untuk membunuh seluruh
kaum kafir (Yahudi) laki-laki. Itu semua beliau lakukan dengan berbagai
pertimbangan. Nabi tidak ingin orang-orang kafir tersebut menjadi kuat lalu
menghabisi kaum muslimin.
Dan itulah yang
dilakukan seorang Habib Rizieq Shihab. Ia percaya kepada Al-Qur’an dan
Rasulullah SAW tentang bahaya yang mengancam jika tidak tegas kepada kaum
kuffar. Walaupun harus menghadapi ancaman dari pembencinya. Yang demikian dialami
oleh para pendakwah sejati. Wallahu A’lam.[] Muh. Faruq
0 komentar:
Posting Komentar