Pacaran syar’i atas nama dakwah
Guys, kalian pasti pernah dengerkan istilah pacaran islami, pacaran syar’i, pacaran qur’ani ntahlah apa lagi itu. Yup! istilah ini biasa dipakai para remaja jamaah couple syar’iyah yang nggak mau di klaim dirinya sebagai aktivis pacaran seperti anak-anak muda kebanyakan. Tapi mereka mengaku masih dalam batasan tertentu dan masih dalam batasan-batasan koridor Agama.
Konon katanya, mereka tidak pernah melakukan maksiat, berduan, jalan bareng, justru pacaran yang mereka lakukan malah menambah kualitas keimanan mereka loh? Hah iyakah.. Bukannya dalam islam istilah pacaran nggak ada ya guys, contohnya nih.. Ukhti jangan lupa sholat, yuk bangun tahajud, jangan lupa ngajinya ya ukh, tolong bangunin ana ya ukh sholat tahajud... Well emang emak lu kali yaa harus ngingetin tiap waktu.. Nah tu ibadahnya karena Allah apa mau cari perhatian si dia nih? Lah ini saling perhatian ,” eh kita ga pacaran ko cuma saling mengingatkan?, ngingetinnya ga pake tiap detik juga kali..
sekarang nih guys, istilah PeDeKaTe dan kenalan sudah tergeser dengan TA’ARUFAN, misalnya kita udah nemu cowok atau cewek terbaik menurut kita. Nah, kita dengan pedenya menata strategi untuk melakukan taarufan, kirim-kirim tausiyah, akhirnya diskusi, lama-lama telvonan sama dia siang malam, eh kebablasan bercandaan, lama-lama ngrayu dia. Semisal kek gini nih ”Meski aku nggak sesempurna Nabi Muhammad, mau nggak kamu jadi Khadijahku?” klepek-klepek dah si akhwat.. Laper dah dengernya ehh baper.. Ampun dahh... Kemakan permodusannya si Ikhwan karbitan.
Hal yang miris dan memprihatinkan yaitu maksiat yang dibingkai dalam dakwah, hal ini nggak jarang menyerang para aktivis dakwah dalam suatu organisasi tertentu, bisa dibilang VMJ (Virus Merah Jambu) lebih mematikan karna tanpa sadar para aktivis dakwah pun ngikut terjerumus dalam kubangan couple syar’iyah. Terus siapa yang mau didakwahi abang, neng, kalo dalam berdakwah saja masih terjerat pacaran syar’i. Gimana kita mau didengar umaat kalo diri kita masih mengabaikan larangan-larangan Allah . ”Kita hanya chatan aja kok, eh keterusan kirim-kiriman foto!? Yaela, sama aje juga jarinye bermaksiat matanya maksiat liyat ayunya si eneng.
Yang membuat geleng kepala yaitu aktivis dakwah muslimah yang jago stalking and on update via sosmed, bener atuh berdakwah share foto pribadi captionnya tausiyah,, Aduh neng wajah anti itu lebih berbahaya, gimane para ikhwan-ikhwan ntuh.. Menundukkan pandangan kalo wajah anti tersebar luas kemane-mane... ”Sekali aja kok, kan gak ppa, ehh yang ngelike and ngeliyat ribuan mata rela dah bagi-bagi kenyang dah jadi konsumsi publik. Muncul dah di kolom komentar, para ikhwan karbitan komen, ”MasyaAllah ukhti tausiyahnya keren, masyaAllah ukhti senyumnya manis sekali,loh loh ini bukannya ngomen tausiyahnya malah ngomen fotonya. Istighfar dah yok bijak-bijak kalo pakai sosmed.
Sahabat Fillah islam nggak ngajarin adanya aktivitas pacaran, mau pacaran syar’i, islami, qur’ani dll, apapun alasannya meskipun ada unsur embel- embel keagamaan, terlebih ketika kita sudah dicap sebagai aktivis dakwah tidak sepantasnya hal ini terjadi, apalagi sampai amanah terberat ini hanya sebagai ajang tampang nama dan formalitas saja, berdakwah itu sangat berat jangan harap ketika kita sudah terjun dunia organisasi dakwah kita tidak luput dari sorotan mata, perilaku sampai perkataan kita harus bisa jadi contoh bagi masyarakat atau kawan disekitar kita. Bagi para aktivis dakwah yang masih pacaran syar’i, apapun semua aktivitas yang ada unsur pacaran, jelas dilarang dalam Islam, ”nah kita cuma adek abangan aja ko ga pacaran”, nah ngeles lagi, kasian tu adek lelah bang nunggu kepastian kapan noh dihalalinnya. Allah berfirman, ”Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32) Adek, abang tobat yok tobat.
Pacaran adalah gerbang menuju jalan perzinahan. Sekalipun berstatus LDR (Long Distance Relationship) alias pacaran jarak jauh. Sama saja dengan yang lain mau pacaran islami, qur’ani, islami dll, tetap saja Allah melarangnya dan tidak ada ayat atau hadits satupun yang menyebutkan bahwa pacaran syar’i itu ada. Kalo pengobatan islami, banyak hha..
Bagi yang masih pacaran yok dah simak hadist berikut ini :
“Ditikam seseorang dari kalian di kepalanya dengan jarum dari besi lebih baik daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” ( HR. Ath-Thabrani).
Walaupun para aktivis pacaran syar’i mengklaim tidak melakukan sentuhan, ketemuan, jalan bareng, tetap saja namanya pacaran nggak boleh, meskipun ada embel-embel islaminya, tidak menjamin juga bagi si pelaku terhindar dari kemaksiatan.
Nah, sahabat fillah yang sudah terlanjur terjun ke dalam aktivitas pacaran syar’iyah, islamiyah, atau qur’ani ntah bagaimanapun itu hal yang sangat dimurkai Allah, biar Allah yang atur jodoh kita masing-masing, mumpung nyawa masih dikandung badan yok dah kita memperbaiki diri, fitrah yang Allah turunkan ini kita jaga baik-baik tidak perlu kita umbar, masih ada waktu untuk memperbaiki diri dari dunia fana yang melenakan ini, karna belum tentu jodoh yang akan menjemput kita duluan atau bisa jadi mautlah yang berjodoh dulu dengan kita.
Yuk, mumpung masih ada kesempatan kita memohon ampunan Robbi kita, bagi aktivis dakwah yang sudah terlanjur terinfeksi VMJ (Virus Merah Jambu) perbaiki niat kita kembali, bahwa gelar dakwah yang kita bawa semata karna Allah dan organisasi dakwah ini sebagai jembatan kita berfastabikhul khairat, karna kita tidak tau kebaikan kecil mana yang akan menghantarkan kita di Jannah Allah kelak.
Bagi para jamaah couple syar’i, jangan lagi dah pernah ikut-ikutan dengan yang namanya pacaran. Contohlah para generasi sahabat yang tidak pernah mereka berurusan dengan aktivitas pacaran. Di usianya yang sangat belia, mereka memilih memprionirkan diri untuk terjun ke dunia dakwah dan berjuang untuk menjayakan Islam.
Usman Bin Zaid, Ali Bin Abi Thalib, dan Ibnu Abbas dan para sahabat Rasul lainnya.meskipun umur mereka masih sangat muda.waktu mereka tidak dihabiskan untuk berpacaran, justru beliau-beliau inilah yang menjadi tokoh pemuda yang kehadirannya mampu membawa Islam berjaya. Lah generasi kita ini apa? Aqidah rusak dan dangkal iman, bagaimana Islam jaya kembali jika generasi kita krisis moralitas.
Sahabat fillah, daripada pacaran Islami lebih baik kita menjadi kader-kader aktivis dakwah islami, yang menjadikan Islam sebagai nafas dalam aktivitas kita. Memperjuangkan kembali tegaknya Islam, yang dimana Islam saat ini sedang diserang oleh musuh-musuh Allah, baik fisik maupun pemikirannya. Sesungguhnya pacaran itu adalah alat yang dipakai musuh-musuh Allah untuk menjebak pemudi-pemudi Islam agar tidak memperjuangkan Islam, sebagaimana generasi awal umat dahulu.
Sahabat fillah,dimanapun kalian berada sekarang ini.jangan mudah tertipu dengan tipu daya setan dan sekutunya sekalipun kita sebagai aktivis dakwah, setan selalu punya cara dan celah supaya kita terjerumus. Alih-Alih ingin menambah keimanan dengan pacaran syar’i, islami, qur’ani ntah bagaimanapun itu, yang ada kita malah terjerat dalam lubang dosa kemaksiatan. ”Pacaran Syar’i atau Islami hanyalah topeng untuk melanggengkan pacaran Islami”. Nah, yok sobat fillah kita kembali perbaiki diri kembali dan meluruskan niat untuk kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah yang dicontohkan Rasulullah. Masalah jodoh udah deh nggak perlu khawatir.. Allah udah ngatur kok, yok kita saling mengingatkan dalam kebaikan, jangan lupa jaga iffah dan izzah, Fathimahkan dirimu maka Allah Alikan jodohmu. Allahu a’lam [] Ainul Laili Mufidah
0 komentar:
Posting Komentar