Dosa bisa menggelapkan jiwa, menghitamkan hati, dan membinasakan diri kita.
Dosa pula yang akan menerjang kita ke dasar jurang neraka di akhirat kelak.
Berbicara mengenai dosa, ada sebuah dosa yang sangat mengerikan. Dosa yang
akan kita bicarakan itu tersebar dan terdapat di mana-mana, banyak dilanggar,
sehingga banyak orang yang merasakannya bukan sebagai dosa lagi.
Dosa tersebut bernama riba. Mengenai haramnya riba ini, Allah Swt
menyatakannya sendiri di dalam al-Quran surat al-baqarah ayat 275:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Qs. Al-Baqarah:
275).
Sebelum berbicara lebih jauh tentang kengerian dari dosa riba, perlu
kiranya diterangkan terlebih dahulu apa itu riba.
Dalam terminologi syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta
pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya bertambah
dan berkembang. Maka setiap hutang yang diganti atau dibayar dengan nilai yang
harganya lebih besar, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas
diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Mengapa riba disebut sebagai dosa yang mengerikan? Inilah penjelasan dari
Allah dan Rasul-Nya:
Pertama, orang yang
berinteraksi dengan riba akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak
dalam keadaan seperti orang gila.
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila” (Qs. Al-Baqarah: 275).
Keika menafsirkan ayat ini, Ibnu Abbas berkata, “Orang yang memakan riba
akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi tercekik” (Tafsir
Ibnu Katsir, 1/40).
Imam Qatadah juga berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta
riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi
mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu
adalah orang yang makan harta riba” (Al-Kabair, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).
Kedua, Orang yang berinteraksi dengan riba akan disiksa oleh Allah dengan
berenang di sungai darah dan mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga ia
tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut.
Diriwayatkan dari Samuroh bin Jundub RA, ia berkata: Rasulullah Saw
bersabda menceritakan tentang siksaan Allah kepada para pemakan riba, bahwa ia
akan berenang di sungai darah, sedangkan di tepi sungai ada seseorang
(malaikat) yang di hadapannya terdapat bebatuan, setiap kali orang yang
berenang dalam sungai darah hendak keluar darinya, lelaki yang berada di
pinggir sungai tersebut segera melemparkan bebatuan ke dalam mulut orang
tersebut, sehingga ia terdorong kembali ke tengah sungai, dan demikian seterusnya” (HR. Bukhari II/734, no. 1979).
Ketiga, orang yang
berinteraksi dengan riba dilaknat oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
Hal ini
berdasarkan hadits shahih berikut
ini: Dari Jabir RA, ia berkata: “Rasulullah Saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba,
dua saksinya dan penulisnya.” Beliau juga bersabda, “Mereka semua sama (kedudukannya
dalam hal dosa)” (HR. Muslim III/1219 no. 1598).
Keempat, memakan riba lebih buruk dosanya
daripada berbuat zina sebanyak 36 kali.
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah Saw: “Satu dirham
yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui bahwa
yang didalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar daripada melakukan
perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dalam
Syu’abul Iman. Syaikh Al-Albani dalam
Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kelima, paling
ringannya dosa memakan riba seperti dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya
sendiri.
Rasulullah Saw bersabda, “Riba itu memiliki 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah
semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al Hakim dan
Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa Hadits ini
shahih dilihat dari jalur lainnya)
Itulah kengerian kalau berinteraksi dengan riba. Semoga Allah Swt
senantiasa menunjukkan kita kepada jalan-Nya yang lurus, yang telah ditempuh
oleh para pendahulu kita dari generasi salafus shaleh. Semoga kita terhindar
dari berinteraksi dengan perbuatan riba. Amiin.[] Luqmanul Hakim, M.E.I
0 komentar:
Posting Komentar