Kamis, 02 Februari 2017

Riba, Dosa Besar yang Mengerikan

Dosa bisa menggelapkan jiwa, menghitamkan hati, dan membinasakan diri kita. Dosa pula yang akan menerjang kita ke dasar jurang neraka di akhirat kelak.
Berbicara mengenai dosa, ada sebuah dosa yang sangat mengerikan. Dosa yang akan kita bicarakan itu tersebar dan terdapat di mana-mana, banyak dilanggar, sehingga banyak orang yang merasakannya bukan sebagai dosa lagi.
Dosa tersebut bernama riba. Mengenai haramnya riba ini, Allah Swt menyatakannya sendiri di dalam al-Quran surat al-baqarah ayat 275:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Qs. Al-Baqarah: 275).
Sebelum berbicara lebih jauh tentang kengerian dari dosa riba, perlu kiranya diterangkan terlebih dahulu apa itu riba.
Dalam terminologi syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya bertambah dan berkembang. Maka setiap hutang yang diganti atau dibayar dengan nilai yang harganya lebih besar, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Mengapa riba disebut sebagai dosa yang mengerikan? Inilah penjelasan dari Allah dan Rasul-Nya:

Pertama, orang yang berinteraksi dengan riba akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak dalam keadaan seperti orang gila.
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila” (Qs. Al-Baqarah: 275).
Keika menafsirkan ayat ini, Ibnu Abbas berkata, “Orang yang memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi tercekik” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/40).
Imam Qatadah juga berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba” (Al-Kabair, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).

Kedua, Orang yang berinteraksi dengan riba akan disiksa oleh Allah dengan berenang di sungai darah dan mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga ia tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut.
Diriwayatkan dari Samuroh bin Jundub RA, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda menceritakan tentang siksaan Allah kepada para pemakan riba, bahwa ia akan berenang di sungai darah, sedangkan di tepi sungai ada seseorang (malaikat) yang di hadapannya terdapat bebatuan, setiap kali orang yang berenang dalam sungai darah hendak keluar darinya, lelaki yang berada di pinggir sungai tersebut segera melemparkan bebatuan ke dalam mulut orang tersebut, sehingga ia terdorong kembali ke tengah sungai, dan demikian  seterusnya” (HR. Bukhari II/734, no. 1979).
Ketiga, orang yang berinteraksi dengan riba dilaknat oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shahih berikut ini: Dari Jabir RA, ia berkata: “Rasulullah Saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Beliau juga bersabda, “Mereka semua sama (kedudukannya dalam hal dosa) (HR. Muslim III/1219 no. 1598).
Keempat, memakan riba lebih buruk dosanya daripada berbuat zina sebanyak 36 kali.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw: “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui bahwa yang didalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al-Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kelima, paling ringannya dosa memakan riba seperti dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.
Rasulullah Saw bersabda, “Riba itu memiliki 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa Hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)
Itulah kengerian kalau berinteraksi dengan riba. Semoga Allah Swt senantiasa menunjukkan kita kepada jalan-Nya yang lurus, yang telah ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi salafus shaleh. Semoga kita terhindar dari berinteraksi dengan perbuatan riba. Amiin.[] Luqmanul Hakim, M.E.I

0 komentar:

Posting Komentar