Sabtu, 18 Maret 2017

Paket 554


“Wahai orang-orang yang beriman! barang siapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pu mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Yang berjihad dijalan Allah dan tidak takut terhadap celaan orang-orang yang mecela……………..(Q.S Al-Maidah (5) 54.
November lalu, Al-Maidah ayat 51 tiba-tiba muncul kepermukaan. Para ahli rame-rame mengkajinya. Seolah-olah ayat tersebut baru saja diturunkan jibril. Padahal, ia telah turun 14 abad lalu. Ahok – yang ‘mengenalkannya’ – menjadi perbincangan public secara nasional.
Jika dikaji lebih jauh, ayat tersebut tidak selesai sampai disitu. Ayat-ayat berikutnya menjelaskan konsekuensi dan solusi yang Allah SWT serukan kepada manusia. Ayat setelahnya bercerita tentang ketakutan orang-orang yang hatinya berpenyakit. Mereka berkata ‘kami takut akan mendapat bencana’, lalu mereka memilih mendekat kepada orang-orang kafir. Selanjutnya, ayat 53 menegaskan bahwa amal mereka menjadi sia-sia akibat kemunafikan mereka.
Nah, yang menarik adalah apa yang Allah sampaikan dalam ayat 54. Allah SWT menjanjikan akan menggantikan kaum yang Allah telah sebutkan sebelumnya. Allah mengungkap 1 paket ciri-ciri mereka yaitu;
Allah SWT mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah SWT
Allah menyebutkan sifat pertama dari mereka adalah mereka mencintai Allah SWT sebagaimana Dia mencintai mereka. Namun, yang menarik adalah Allah lebih dulu menyebutkan tentang kecintaannya kepada mereka. Hal ini menjadi penegasan tentang ke-maha penyayang-an Allah SWT kepada hambanya.
Bersikap lemah lembut terhadap sesama muslimin
Ciri kedua yang Allah sebutkan ialah kelemah lembutan kelompok ini kepada saudara-saudara semuslimnya. Mereka pantang memaki, menghujat atau mengghibah sesamanya. Dalam Islam, sifat seperti ini dikenal dengan istilah ukhuwah.
Inilah salah satu kekuatan kaum muslimin. Persatuan dan saling memahami antar muslimin yang dilandasi dengan syarat pertama (Cinta Allah SWT) terbukti menghasilkan kekuatan super dahsyat yang menguasai peradaban dunia berabad-abad lamanya.
Keras (tegas) terhadap kaum kafir
Bersikap keras terhadap orang-orang kafir berfungsi untuk menjaga kemurnian Islam serta harga diri kaum muslimin. Islam tidak mengakui kebenaran agama-agama lain. Namun demikian, Islam telah mengatur muamalah antar pemeluk agama. Konsep toleransi telah ada dalam Islam yang sangat menjunjung tinggi humanism.
Berjihad dijalan Allah
Jihad merupakan amalan mulia yang berbuah surga. Allah SWT menjelaskan masalah ini melalui ayat-ayatnya. Jihad fisabilillah demi membela agama adalah kewajiban. Berkat jihad inilah, Islam masih eksis hingga sekarang. Akan tetapi, Islam menolak untuk memulai konflik, jihad hanyalah respon selagi terusik.
Tidak takut terhadap celaan
Kelompok yang Allah sebutkan di ayat ini adalah kaum yang benar-benar bergantung kepada Allah semata. Hati mereka teguh dalam membela agama. Cemoohan, makian hingga celaan bukanlah hal yang ditakutkan oleh mereka. Mereka akan tetap terus pada keyakinannya walau harus menghadapi celaan musuh-musuh agama.
Demikianlah sepaket ciri kelompok yang akan mendapat pertolongan dari-Nya. Keberadaan mereka menjadi kekuatan bagi Islam dan cikal-bakal kemenangan kaum muslimin di muka bumi. Semoga kita termasuk orang-orang terpilih ini. Wallahu a’lam bisshwab.[] Ibnu Sahza.



Kamis, 09 Maret 2017

Seuntai Nasihat Bernama Kematian


SIANG menjelang sore pada hari itu hujan lebat mengguyur kota Surabaya. Di beberapa titik diberitakan pohon-pohon tumbang. Waktu itu angin berhembus sangat kencang, ditambah petir yang menggelegar memecah gemercik nyanyian hujan.

Di salah satu sudut kota, dua orang mahasiswi berusia 20 tahunan keluar dari sebuah rumah menuju sebuah tempat. Ditengah perjalanan saat menyusuri jalan di sebuah lorong gang, tiba-tiba sebuah pohon seukuran diameter bola kaki tumbang dan menghantam dinding tembok di tepi jalan. Naas, tembok itu roboh dan menimpa mereka hingga terpental ke kali di seberang jalan. Salah seorang mengalami luka kaki yang cukup parah, dan seorang lagi menurut keterangan beberapa saksi mengeluhkan sakit di bagian dada.

Sesaat kemudian warga sekitar memberi pertolongan dan melarikan kedua mahasiswi tersebut ke Rumah Sakit. Tetapi qoddarullah, takdir Allah telah mendahului, mahasiswi yang mengeluhkan sakit di bagian dadanya menghembuskan nafas terakhirnya sebelum tiba di Rumah Sakit. Innalillah..

Yang membuat hati bergetar, menurut pengakuan salah seorang mahasiswa se-kampus kedua mahasiswi itu, dia sempat melihat keduanya keluar dari rumah itu dan hendak berjalan. Bahkan mahasiswa tersebut melintasi jalan yang sama dengan bersepeda motor. Hanya tenggang waktu yang begitu tipis antara mahasiswa itu dan kedua mahasiswi yang naas tersebut melintasi lorong jalan itu. Tetapi takdir diantara mereka sudah ditetapkan oleh Dzat yang maha menghidupkan dan mewafatkan, Allah jalaala.

Cerita  diatas adalah secuil dari sekian banyaknya cerita-cerita bagaimana kematian datang menjemput seseorang. Entah dalam keadaan sehat maupun sakit. Kematian yang tidak mengenal usia, status, pangkat, serta jabatan seseorang. Ia menerjang segala yang bernyawa. Maka ridho atau tidak ridho, siap atau tidak siap, ketika sudah tiba waktunya maka pasti terjadi. Hal ini telah termaktub dalam Al-qur’an:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
 “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. Al-A’raf : 34) 

Ia bersifat pasti. Namun sayangnya, kepastian akan kematian masih banyak dilalaikan manusia. Ia dipandang hal yang biasa dalam kehidupan. Tidak sadar bahwa kematian adalah nasihat yang sangat berharga bagi manusia yang masih diberi kesempatan menghembuskan nafas.

Mengapa kematian disebut sebagai nasihat yang sangat berharga? Tentu dengan kematian kita akan menyadari bahwa suatu saat kita pun turut mengalami dan melewatinya. Sehingga muncul di dalam sanubari rasa cemas, rasa prihatin atas nasib diri kita. Berapa banyak dosa yang sudah tertumpuk, berapa panjang catatan keburukan yang tertulis di buku malaikat ‘Atid. Amalan apa saja yang sudah kita lakukan sebagai bekal persiapan menghadapinya, dan baru seberapa catatan kebaikan yang ditulis malaikat Raqib untuk kita.

Maka benarlah baginda Rasulullah SAW dalam sabdanya yang mengingatkan tentang kematian:
أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ…
 “…Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya.” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam hadits yang lain beliau bersabda:
أَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَادِمِ اللَّذَاتِ
 “Perbanyaklah mengingat penghancur segala kelezatan (dunia). Yakni kematian.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Mengingat kematian pula bisa menjadikan benteng bagi seseorang dari hal-hal yang dimurkai Allah SWT. Ketika seorang hamba hendak bermaksiat dan seketika pula dia mengingat kematian, maka dia akan urungkan niatnya untuk melakukan maksiat itu. Hal ini memberikan kita hikmah bahwa mengingat-ngingat kematian itu perlu selalu dilakukan. Agar segala aktifitas yang seseorang lakukan dia selalu berhati-hati di dalamnya. Asbab dari kehati-hatian itu, secara otomatis hubungan vertikal seorang hamba kepada Allah SWT senantiasa terjaga sepanjang waktu.

Mari sejenak merenung. Setiap hembusan demi hembusan yang dinafaskan, detakan demi detakan jantung yang terlalui, kedipan demi kedipan mata yang terlewati, sampai tahun demi tahun berganti dan berjalan menjauh dari kelahiran seorang anak Adam. Maka semakin dekatlah kematian menemuinya, semakin dekatlah malaikat Izrail menjemputnya. Dan semakin sedikitlah tersisa waktunya untuk beramal, semakin sempitlah ruangnya untuk hidup di dunia.

Di sisa-sisa kehidupan kita di alam yang fana ini, masihkah kita tidak menyadari? Tidakkah kematian cukup menjadi nasihat bagi kita? Oleh karenanya ikhwani fillah, mari senantiasa kita selalu mengingat-ngingat hal yang satu ini.

Janganlah kita termasuk orang yang baru sadar akan kematian ketika ada sahabat, kerabat, handai taulan, atau orang terdekat yang kita cintai berpulang. Dan kembali seperti sedia kala ketika kepergiannya sudah berlalu ditelan masa. Tetapi jadilah kita hamba yang senantiasa mengingat kematian sepanjang waktu, sepanjang nyawa di kandung badan. Selalu mengingat pemberi nasihat yang tidak berkata-kata, yaitu kematian. Allahu a’lam [] 'Ammu Tenzile

Rabu, 08 Maret 2017

Pacaran Syar'i, Adakah?


Pacaran syar’i atas nama dakwah
           Guys, kalian pasti pernah dengerkan istilah pacaran islami, pacaran syar’i, pacaran qur’ani ntahlah apa lagi itu. Yup! istilah ini biasa dipakai para remaja jamaah couple syar’iyah yang nggak mau di klaim dirinya sebagai aktivis pacaran seperti anak-anak muda kebanyakan. Tapi mereka mengaku masih dalam batasan tertentu dan masih dalam batasan-batasan koridor Agama.

Konon katanya, mereka tidak pernah melakukan maksiat, berduan, jalan bareng, justru pacaran yang mereka lakukan malah menambah kualitas keimanan mereka loh? Hah iyakah.. Bukannya dalam islam istilah pacaran nggak ada ya guys, contohnya nih.. Ukhti jangan lupa sholat, yuk bangun tahajud, jangan lupa ngajinya ya ukh, tolong bangunin ana ya ukh sholat tahajud... Well emang emak lu kali yaa harus ngingetin  tiap waktu.. Nah tu ibadahnya karena Allah apa mau cari perhatian si dia  nih? Lah ini saling perhatian ,” eh kita ga pacaran ko cuma saling mengingatkan?, ngingetinnya ga pake tiap detik  juga kali..

sekarang nih guys, istilah PeDeKaTe dan kenalan sudah tergeser dengan TA’ARUFAN, misalnya kita udah nemu cowok atau cewek terbaik menurut kita. Nah, kita dengan  pedenya menata strategi untuk melakukan taarufan, kirim-kirim tausiyah, akhirnya diskusi, lama-lama telvonan sama dia siang malam, eh kebablasan bercandaan, lama-lama ngrayu dia. Semisal kek gini nih ”Meski aku nggak sesempurna Nabi Muhammad, mau nggak kamu jadi Khadijahku?” klepek-klepek dah si akhwat.. Laper dah dengernya ehh baper.. Ampun dahh... Kemakan permodusannya si Ikhwan karbitan.

Hal yang miris dan memprihatinkan yaitu maksiat yang dibingkai dalam dakwah, hal ini nggak jarang menyerang para aktivis dakwah dalam suatu organisasi tertentu, bisa dibilang VMJ (Virus Merah Jambu) lebih mematikan karna tanpa sadar para aktivis dakwah pun ngikut terjerumus dalam kubangan couple syar’iyah. Terus siapa yang mau didakwahi abang, neng, kalo dalam berdakwah saja masih terjerat pacaran syar’i. Gimana kita mau didengar umaat kalo diri kita masih mengabaikan larangan-larangan Allah . ”Kita hanya chatan aja kok, eh keterusan kirim-kiriman foto!? Yaela, sama aje juga jarinye bermaksiat matanya maksiat liyat ayunya si eneng.

Yang membuat geleng kepala yaitu aktivis dakwah muslimah yang jago stalking and on update via sosmed, bener atuh berdakwah share foto pribadi captionnya tausiyah,, Aduh neng wajah anti itu lebih berbahaya, gimane para ikhwan-ikhwan ntuh.. Menundukkan pandangan kalo wajah anti tersebar luas kemane-mane... ”Sekali aja kok, kan gak ppa, ehh yang ngelike and ngeliyat ribuan mata rela dah bagi-bagi kenyang dah jadi konsumsi publik. Muncul dah di kolom komentar, para ikhwan karbitan komen, ”MasyaAllah ukhti tausiyahnya keren, masyaAllah ukhti senyumnya manis sekali,loh loh ini bukannya ngomen tausiyahnya malah ngomen fotonya. Istighfar dah yok bijak-bijak kalo pakai sosmed.

Sahabat Fillah islam nggak ngajarin adanya  aktivitas pacaran, mau pacaran syar’i, islami, qur’ani dll, apapun alasannya meskipun ada unsur embel- embel keagamaan, terlebih ketika kita sudah dicap sebagai aktivis dakwah tidak sepantasnya hal ini terjadi, apalagi sampai amanah terberat ini hanya sebagai ajang tampang nama dan formalitas saja, berdakwah itu sangat berat jangan harap ketika kita sudah terjun dunia organisasi dakwah kita tidak luput dari sorotan mata, perilaku sampai perkataan kita harus bisa jadi contoh bagi masyarakat atau kawan disekitar kita. Bagi para aktivis dakwah yang masih pacaran syar’i, apapun semua aktivitas yang ada unsur pacaran, jelas dilarang dalam Islam, ”nah kita cuma adek abangan aja ko ga pacaran”, nah ngeles lagi, kasian tu adek lelah bang nunggu kepastian kapan noh dihalalinnya. Allah berfirman, ”Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32) Adek, abang tobat yok tobat.

Pacaran adalah gerbang menuju jalan perzinahan. Sekalipun berstatus LDR (Long Distance Relationship) alias pacaran jarak jauh. Sama saja dengan yang lain mau pacaran islami, qur’ani, islami dll, tetap saja Allah melarangnya dan tidak ada ayat atau hadits satupun yang menyebutkan bahwa pacaran syar’i itu ada. Kalo pengobatan islami, banyak hha..

Bagi yang masih pacaran yok dah simak hadist berikut ini :
“Ditikam seseorang dari kalian di kepalanya dengan jarum dari besi lebih baik daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” ( HR. Ath-Thabrani).
Walaupun para aktivis pacaran syar’i mengklaim tidak melakukan sentuhan, ketemuan, jalan bareng, tetap saja namanya pacaran nggak boleh, meskipun ada embel-embel islaminya, tidak menjamin juga bagi si pelaku terhindar dari kemaksiatan.

Nah, sahabat fillah yang sudah terlanjur terjun ke dalam aktivitas pacaran syar’iyah, islamiyah, atau qur’ani ntah bagaimanapun itu hal yang sangat dimurkai Allah, biar Allah yang atur jodoh kita masing-masing, mumpung nyawa masih dikandung badan yok dah kita memperbaiki diri, fitrah yang Allah turunkan ini kita jaga baik-baik tidak perlu kita umbar, masih ada waktu untuk memperbaiki diri dari dunia fana yang melenakan ini, karna belum tentu jodoh yang akan menjemput kita duluan atau bisa jadi mautlah yang berjodoh dulu dengan kita.

Yuk, mumpung masih ada kesempatan kita memohon ampunan Robbi kita, bagi aktivis dakwah yang sudah terlanjur terinfeksi VMJ (Virus Merah Jambu) perbaiki niat kita kembali, bahwa gelar dakwah yang kita bawa semata karna Allah dan organisasi dakwah ini sebagai jembatan kita berfastabikhul khairat, karna kita tidak tau kebaikan kecil mana yang akan menghantarkan kita di Jannah Allah kelak. 

Bagi para jamaah couple syar’i, jangan lagi dah pernah ikut-ikutan dengan yang namanya pacaran. Contohlah para generasi sahabat yang tidak pernah mereka berurusan dengan aktivitas pacaran. Di usianya yang sangat belia, mereka memilih memprionirkan diri untuk terjun ke dunia dakwah dan berjuang untuk menjayakan Islam. 

Usman Bin Zaid, Ali Bin Abi Thalib, dan Ibnu Abbas dan para sahabat Rasul lainnya.meskipun umur mereka masih sangat muda.waktu mereka tidak dihabiskan  untuk berpacaran, justru beliau-beliau inilah yang menjadi tokoh pemuda yang kehadirannya mampu membawa Islam berjaya. Lah generasi kita ini apa? Aqidah rusak dan dangkal iman, bagaimana Islam jaya kembali jika generasi kita krisis moralitas.

Sahabat fillah, daripada pacaran Islami lebih baik kita menjadi kader-kader aktivis dakwah islami, yang menjadikan Islam sebagai nafas dalam aktivitas kita. Memperjuangkan kembali tegaknya Islam, yang dimana Islam saat ini sedang diserang oleh musuh-musuh Allah, baik fisik maupun pemikirannya. Sesungguhnya pacaran itu adalah alat yang dipakai musuh-musuh Allah untuk menjebak pemudi-pemudi Islam agar tidak memperjuangkan Islam, sebagaimana generasi awal umat dahulu.

Sahabat fillah,dimanapun kalian berada sekarang ini.jangan mudah tertipu dengan tipu daya setan dan sekutunya sekalipun kita sebagai aktivis dakwah, setan selalu punya cara dan celah supaya kita terjerumus. Alih-Alih ingin menambah keimanan dengan pacaran syar’i, islami, qur’ani ntah bagaimanapun itu, yang ada kita malah terjerat dalam lubang dosa kemaksiatan. ”Pacaran Syar’i atau Islami hanyalah topeng untuk melanggengkan pacaran Islami”. Nah, yok sobat fillah kita kembali perbaiki diri kembali dan meluruskan niat untuk kembali ke Al-Qur’an dan  Sunnah yang dicontohkan Rasulullah. Masalah jodoh udah deh nggak perlu khawatir.. Allah udah ngatur kok, yok kita saling mengingatkan dalam kebaikan, jangan lupa jaga iffah dan izzah, Fathimahkan dirimu maka Allah Alikan jodohmu. Allahu a’lam [] Ainul Laili Mufidah

Sabtu, 04 Maret 2017

Profil Aktivis LDK STAIL Hidayatullah 2016-2017


Sebagaimana sebuah pepatah yang sudah masyhur di telinga kita, "Tak kenal maka tak sayang". Dari pepatah tersebut dapat kita ambil hikmah bahwa tidak mungkin terjalin silaturahim tanpa adanya saling mengenal dengan lainnya. Namun dalam menjalin silaturahim perlu juga diketahui ada rambu-rambu yang disyariatkan islam agar kita tidak terperosok dalam hal yang dimurkai Allah.

Berikut profil singkat dari aktivis Lembaga Dakwah Kampus STAIL Hidayatullah pada periode 2016-2017.

PENGURUS INTI IKHWAN:

Nama : Muh Faruq Al-Mundzir
Asal: Palu, Sulteng
TTL: Balikpapan, 13 Juli 1996
Amanah di LDK: Ketua umum
Motto: Just do it!


Nama: Adam Syafaat
Asal: Pare-Pare, Sulawesi Selatan
TTL: Rante Limbong, 27 Juli 1997
Amanah di LDK: Sekertaris Jenderal
Motto: Komunikasi adalah transportasi hidup.


Nama : Nasruddin
Asal: Lombok, NTB
TTL: Ijobalit Makmur, 07 Juni 1994
Amanah di LDK: Bendahara
Motto: Your future in your hand.


Nama: Suherman
Asal: Lombok, NTB
TTL: Ladungan, Guntur Macan 01 Maret 1995
Amanah di LDK: Kadiv. kaderisasi
Motor: Berani berkarya bukan hanya berani berkata.

Nama: Arifit
Asal: Flores, NTT
TTL: Nangalili, 27 Agustus 1995
Amanah di LDK: Kadiv. Pengembangan Organisasi (PO)
Motto: Menjadi kader leader yg istiqomah dalam menjalankan amanah.

Nama: Zaid Akbar
Asal: Batam
TTL: Payaraman, 8 April 1997
Amanah di LDK: Kadiv. Humas
Motto: Terasing itu bahagia.

Nama: Ahmad Muqahfi
Asal: Balikpapan, Kaltim
TTL: Balikpapan, 13 Maret 1996
Amanah di LDK: Kadiv. Syiar
Motto: Asla yalnız yürümeyeceksin






ANGGOTA-ANGGOTA:

Nama: Maulana safi'i
Asal: Karang Asem, Bali
TTL: Karang Asem, 16 Maret 1995
Amanah di LDK: Anggota divisi humas
Motto: Hidup cuman sekali, mantapkan iman di hati.

Nama: Zaid amin
Asal: Timika
TTL: Berau, 26 Juli 1997
Amanah di LDK: Anggota devisi humas
Motto: Gagal adalah satu langkah menuju kesuksesan.

Nama: Umar Dani
Asal: Flores Timur
TTL: Lamahala, 12 Februari 1995
amanah di LDK: Anggota divisi syiar
Motto: Kenapa tidak mencoba, kalau mencoba tak mengapa.

Nama: Arjun
Asal: Mamuju, Sulawesi Barat
TTL: Tanpango, 25 Mei 1995
Amanah di LDK: Anggota devisi PO.
Motto: Berjihad di jalan Allah adalah jalan hidupku.

Nama : Nuryatim el Hafidzi
Asal: Cilacap, Jateng
TTL: Pacitan Jawa Timur 26 November 1996
Amanah di LDK: Anggota divisi humas
Motor: Dahulukan Alloh dari urusan yang lain.

Nama: Fahru Rauzi
Asal: Polewali Mandar, Sulbar
TTL: Polman, 04 April 1995
Amanah di LDK: Anggota divisi syiar
Motto: خير الناس انفعهم للناس

Nama: Muh. Dzulfikar
Asal: Bau-Bau
TTL: Labuaya, 20 Juni 1996
Amanah di LDK: Anggota divisi syiar
Motto: Lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas.

Nama: Taqiyuddin Yusron Amin
Asal : Bima, NTB
TTL : Bima, 04 Juni 1996
Amanah di LDK : Anggota divisi PO.
Motto : Jadikan hidupmu untuk memberi manfaat bagi orang lain.

Nama : Abdul Hanafi
Asal : Makassar
TTl: Palopo, 02 Juli 1996
Amanah di LDK: Anggota divisi humas
Motto: Selalu sabar dalam setiap cobaan dari Allah.

Nama : Saiful Hasan
Asal : Flores, NTT
TTL : Lohayong, 30 November 1993
Amanah : Anggota divisi kaderisasi
Motto : Hidup hanya sekali maka lakukan yang terbaik.

Nama : Tatela Suharmo
Asal : Pontianak, Kalbar
TTL : Sempauk, 10 Februari 1996
Amanah : Anggota divisi syiar
Motto : Hidup dan mati hanya untuk memperjuangkan agama allah.

Nama : Alimudin Tara
Asal: Flores, NTT
TTL: Mbay Dam, 10 Maret 1995
Amanah di LDK: Anggota divisi kaderisasi
Motto: Be brave different!

Nama: Fahri Muflihun
Asal: Pacitan
TTL: Sorong 09 Nopember 1992
Amanah di LDK: Anggota divisi kaderisasi
Motto: Hiduplah seperti akan mati besok
dan berbahagialah seperti kamu akan hidup selamanya.

Nama: Ghulam Aziz
Asal: Maluku
TTL: Sukamaju, 4 April 1996
Amanah di LDK: Anggota divisi kaderisasi
Motto : Hidup adalah perjuangan, tidak mau berjuang berhentilah hidup.

Nama: Imam Khudori
Asal: Malang
TTL: Malang, 30 Mei 1997
Amanah di LDK: Anggota divisi humas
Motto: Terus belajar hingga liang lahat.

Nama: Arman Kelirey
Asal: Sorong
TTL: Amarsekaru, 12 Oktober 1996
Amanah di LDK: Anggota devisi PO
Motto: Jadilah orang yang senantiasa berfikir, belajar, dan beramal.




***


PENGURUS INTI AKHWAT:

Nama: Ainul Laili Mufidah
Asal: Trenggalek
TTL: Trenggalek,16 september 1996

Amanah di ldk: Ketua kemuslimahan
Motto: jadilah orang baik, berbuat baiklah, dan ajaklah hal-hal dalam kebaikan.

Nama: Yusnaini
Asal: Tarakan, Kalsel
TTL: Tarakan, 10 Mei 1996

Amanah di LDK: Sekertaris I
Motto: Hidup untuk Syurga.

Nama: Zakiyatun Munawaroh
Asal: Pemalang
TTL: Pemalang, 24 Oktober 1994
Amanah di LDK: Sekertaris II
Motto: Bersyukur akan membawa sejuta berkah.

Nama: Metti Handayani Br Brutu
Asal: Aceh Tenggara
TTL: Gunung Pak Pak, 13 Mei 1995
Amanah di LDK: Bendahara
Motto: Tiada kata menyerah dalam berjuang untuk kebenaran

Nama: Halimatussa'diah
Asal: Penajam, Kaltim
TTL: Petung, 14 Oktober 1995
Amanah di LDK: Kadiv. Pengkaderan
Motto: Pintar karena belajar, cerdas karena mengajar.

 
Nama: Lia agustin
Asal: Surabaya
TTL: Surabaya 17 Agustus 1996

Amanah di LDK: Kadiv. Humas
 Motto: Kerja Cerdas





Nama: Nur Khafifah Muthahirah
Asal: Balikpapan
TTL: Tarakan, 10 Nov 1996

Amanah di LDK: Kadiv. Syiar 
Motto:
استقامة مفتاح الجنّة






STAFF-STAFF:

Nama: Suhartini
Asal: Lombok, NTB
TTL: Labulia, 28 April 1996
 
Amanah di LDK: Staff syiar
Motto: Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah maka kamu pasti bisa.

 


 
Nama: Umi Sholihatin Miftakya
Asal: Bojonegoro
TTL: Bojonegoro, 06 April 1997

 Amanah di LDK: Staff humas
Motto: Jadikan berbuat baik seperti perlombaan untuk mendapatkan semangat.


Nama: Nur aini
Asal: Pamekasan
TTL: Pamekasan 16 mei 1997
 
Amanah di LDK: Staff humas
Motto : عش كرما او مت شهدا

 



 
Nama: Nahjia Muhdar
Asal: Ternate
TTL: Ternate, 24 November 1997

Amanah di LDK: Staff Pengkaderan 
Motto : Hidup mulia atau mati syahid.


Nama: Dini Rusydiani Fauziah
Asal: Bandung
TTL: Bandung, 13 januari 1998

Amanah di LDK: Staff syiar 
Motto: Yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.

 




Nama: Nur Zakiyyah
Asal: Tarakan, Kaltara
TTL: Nunukan, 18 april 1996

Amanah di LDK: Staff syiar 
Motto: Be your self

Nama: Rachma Syafitri
Asal: Surabaya
TTL: Surabaya, 27 Januari 1999
Amanah di LDK: Staff humas
Motto: Ingatlah Allah dimana pun kalian berada maka Allah pun akan selalu ingat kepada kalian dimana pun kalian berada

Nama: Ainun Nadliroh
Asal: Tuban
TTL: Tuban, 21 Desember 1996
Amanah di LDK: Staff kaderisasi
Motto: Sertakan Allah dalam setiap amalmu.

Nama: Nur Sri Ayu
Asal: Sulawesi Selatan
TTL: Malaysia, 20 Mei 1996
Amanah di LDK: Staff syiar
Motto: Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.

Nama: Mar'atul Izah Mauliah
Asal: Gresik
TTL: Gresik, 11 juli 1998
Amanah di LDK: Staff humas
Motto: No worries no justice just fun

Nama: Rajuna Ilham
Asal: NTT
TTL: Bampalola, 18 juli 1997
Amanah di LDK: Staff pengkaderan
Motto: Hidup mulia dengan Al qur'an.

MABIT di Masjid Ar-Rayyan


Ketua umum LDK STAIL Hidayatullah memberikan cinderamata kepada pengurus Masjid Ar-Rayyan Perum Galaxy Permai Surabaya sebagai partner dalam agenda Malam Bina Iman Taqwa (MABIT), 04-05/03/2017.

Kamis, 02 Maret 2017

Menjadi 'Agent of Change'


Dalam sejarah umat manusia dari masa ke masa, pemuda selalu menjadi bagian penting dalam sebuah perubahan. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT banyak menceritakan kisah heroik pemuda, diantaraya kisah Ibrahim – bapak para nabi – yang sangat kritis terhadap kondisi masyarakat penyembah berhala. Ismail, pemuda yang sangat taat kepada Allah, bahkan jika disembelih sekalipun. Yusuf, pemuda tampan yang sabar dan bertaqwa. Sulaiman, pemuda bijaksana nan kaya raya. Hingga kisah Ashabul Kahfi yang gigih memperjuangkan agamanya.
Dalam sejarah peradaban islam juga tak jauh berbeda. Bahkan islam tetap eksis karena para pemuda yang setia membela Islam dari kafir Quraisy. Muhammad Al-Fatih, sang penakluk konstatinopel juga seorang pemuda. Selain yang telah disebutkan diatas, masih banyak contoh pemuda yang luar biasa, dari dulu hingga sekarang.
Fakta diatas menunjukkan bahwa ungkapan pemuda sebagai agent of change (agen perubahan) bukan sesuatu yang berlebihan. Masa-masa muda merupakan masa yang paling produktif dalam fase kehidupan manusia. Masa yang dipenuhi dengan semangat membara, jiwa yang haus serta cita-cita tinggi. Namun, apakah setiap pemuda adalah agent of change? apa tolak ukur seorang pemuda yang layak dijuluki dengan julukan ‘wah’ tersebut?.
Menjadi agen perubahan  tentu bukan hal mudah. Banyak rintangan dan godaan yang mesti dilalui. Terutama godaan syahwat. Godaan terbesar dalam hidup seorang pemuda. Tak heran jika banyak pemuda yang ‘rusak’ karena tak mampu mengendalikan syahwatnya. Itulah mengapa, salah satu jenis manusia yang mendapat perlindungan dari sengatan matahari di padang mahsyar ialah pemuda yang menolak ajakan wanita kaya nan jelita.
Hal lain yang menjadi rintangan adalah memaksimalkan waktu. Waktu seringkali menjadi masalah yang tak mampu diatasi banyak pemuda. Waktu yang seharusnya digunakan semaksimal mungkin justru dihabiskan dengan hal-hal kurang produktif. Padahal, setiap detik sangat berharga. Seorang agen perubahan tentu tak bisa diharapkan lahir dari sikap seperti ini. Jika kita membaca profil pemuda-pemuda sukses, maka sulit untuk menemukan sikap ‘waste of time’ seperti ini.
Selanjutnya ialah berprinsip kuat. Orang yang tak memiliki prinsip hanya akan menjadi pengekor. Hidup tanpa tujuan dan hanya ikut-ikutan. Pemuda seperti ini sangat tidak layak mendapat kehormatan sebagai ‘agent of change’. Jadilah seperti Bilal bin Rabah yang begitu tabah berpegang kepada prinsipnya walau menerima siksaan.
Terakhir, syarat menjadi pemuda pembawa perubahan adalah berkarya. Berkarya merupakan budaya orang besar. Para salafusshaleh telah mencontohkan hal ini. Imam Syafi’i mulai menulis di usia muda. Imam Ghazali, Ibnu Sina, Al-Araby, Al-Bukhari adalah sedikit contoh dari banyaknya nama besar yang telah berkarya di usia muda.


Itulah beberapa sikap pemuda yang layak mendapat predikat ‘agent of change’. Semoga kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Amien. *Muh. Faruq Al-Mundzir