Selasa, 12 September 2017

Gandeng HMJ KPI, LDK STAIL Adakan Aksi Solidaritas Untuk Rohingya




            Ahad sore, 10 September 2017, puluhan pemuda berseragam biru dongker terlihat di sekitaran perempatan Jl. Ketajaya, Surabaya. Target mereka adalah kendaraan yang sedang menunggu lampu lalu lintas berubah hijau. Lengkap dengan kotak putih bertuliskan ‘Save Rohingya’, yang mereka sodorkan bagi pengguna jalan. Sementara disudut lain, beberapa orang berseragam hitam terlihat memegang poster. Mereka berbaris rapi, berharap orang melihat tulisan ‘We Stand With Rohingya’ yang mereka pegang.
            Itulah sekilas gambaran ‘Aksi Solidaritas untuk Rohingya’ yang digagas oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) KPI STAI Luqman al Hakim Surabaya. Aksi yang berlangsung kurang dari 2 jam itu disambut antusias para pengguna jalan. Itu dibuktikan dari banyaknya dermawan yang bersedekah.
            Menurut PJ aksi, Adam Syafaat, kegiatan seperti ini memang telah dilakukan beberapa kali. “Salah satu program kami ( LDK STAIL) adalah melakukan aksi solidaritas ketika ada bencana, baik itu bencana alam ataupun bencana berupa kejatahan terhadap HAM.” Tuturnya. “Aksi ini sendiri adalah respon atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Myanmar beberapa bulan terakhir, kami menghimbau kepada kita semua agar ikut membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang tertindas.” Lanjutnya.
            Diwaktu yang sama, ketua HMJ KPI STAIL, Umar Dhani,  mengungkapkan, bahwa tragedi berdarah ini harus segera dihentikan. Ia mendesak kepada pemerintah agar segera bertindak menyelesaikan konflik berkepanjangan ini. “Indonesia sebagai Negara besar di kawasan Asia Tenggara mestinya bisa menunjukkan keberpihakannya terhadap yang tertindas. UUD 1945 jelas-jelas memiliki semangat anti penjajahan, demikian pula pancasila, yaitu sila kedua.” Katanya tegas.

Senin, 10 April 2017

Nge-TeA, Tak Sekedar Nge-teh



            “Tiada suatu peristiwa pun yang jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam hingga datangnya hari kiamat yang lebih besar daripada perkara dajjal. Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim.” Ujar Ust. Bahrul Ulum M.PI, yang merupakan Sekjend MIUMI Jawa Timur. Peserta terlihat antusias mendengarkan. Sesekali, mereka menyeruput teh di hadapannya, diselingi camilan yang disediakan panitia. Saat sesi Tanya jawab tiba, Mukahfi selaku moderator acara terpaksa menolak pertanyaan beberapa peserta karena waktu yang membatasi. “Karena waktu yang membatasi, yang masih punya pertanyaan, silahkan sampaikan langsung kepada Ustadz Bahrul Ulum selepas acara.” Tutupnya.
            Itulah sakilas gambaran acara Nge-TeA (Ngebicarain Tentang Akhir Zaman) yang bertempat di Masjid Aqshal Madinah, PonPes Hidayatullah 25 Maret 2017 lalu. Dalam sambutannya, ketua Panitia, Nasruddin menyampaikan bahwa acara ini sengaja didesain semenarik mungkin agar peserta tak bosan saat mendengarkan kajian. Ia berharap, acara seperti ini terus digalakkan agar waktu pemuda-pemuda muslim tak terbuang sia-sia.
            “Acara ini sengaja kami adakan di malam ahad, yang katanya malam yang panjang, sebagai bentuk ‘perlawanan’ kita atas kegiatan-kegiatan tak bermanfaat bahkan maksiat yang banyak dilaakukan oleh remaja di malam ahad.”
            Selanjutnya, acara yang diinisiasi oleh LDK STAIL bekerjasama dengan BEM STAIL ini diakhiri dengan pembacaan SK PJ sementara LDK STAIL oleh ketua BEM STAIL, Nashirul Haq.


Sabtu, 08 April 2017

Gaungkan ‘Back to Masjid’, LDK STAIL Programkan Mabit




            Sejatinya, Masjid adalah sentral komando bagi umat muslim. Di masa awal-awal hadirnya islam, masjid memegang peran sangat penting. Rasulullah dan para sahabat memanfaatkan masjid bukan hanya sebatas shalat, ceramah dan do’a. namun juga sebagai media transformasi ilmu pengetahuan, masalah kenegaraan (politik) bahkan masalah kekeluargaan. Sehingga, boleh dibilang masjid adalah cikal-bakal peradaban islam yang gemilang.
            Namun, sejak runtuhnya kekhilafahan dan menghegemoninya konsep barat (sekuler), peranan masjid berkurang. Masjid cenderung hanya digunakan untuk shalat, shalawatan, buka puasa dan acara keagamaan lainnya. Peranan Masjid dikurangi. Kini, pendidikan hanya dilakukan di sekolah, pembicaraan politik bertempat dikantor-kantor partai sementara.
            Itulah spirit yang ingin digaungkan kembali oleh LDK STAIL dalam program mabit di masjid Ar-Rayyan, 04-05 maret lalu. Kegiatan ini merupakan program rutin LDK STAIL yang dilakukan sebulan sekali di masjid yang siap bekerja sama. Dalam sambutannya, ketua LDK STAIL, M Faruq menekankan pentingnya umat muslim untuk ‘back to masjid’ (kembali ke masjid).
            “Masjid adalah tempat yang sangat cocok untuk menumbuhkan ukhuwah islamiah, transformasi nilai-nilai islam sekaligus meraih kemuliaan di hadapan Allah, mestinya umat Islam menyadari ini dan ‘back to masjid’, kembali ke masjid.” Tegasnya dalam sesi sambutan.
            Ditempat yang sama, perwakilan takmir Masjid Ar-Rayyan mengaku bahagia atas adanya kegiatan seperti ini. Beliau sepakat bahwa umat muslim harus ‘back to masjid’ jika ingin bangkit. “Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini, apalagi yang melaksanakan adalah pemuda, masa depan umat Islam.” Tutupnya.
            Kemudian, untuk membuktikan kesungguhannya, aktivis dakwah di kampus STAIL ini juga menjaga spirit dengan shalat tahajjud berjamaah, mengikuti kajian yang diisi oleh Ust. Fuad Baswedan Lc, dan bakti social di pagi hari.    
           

Suara FSLDK Surya untuk Suriah





               
4 April lalu, aksi brutal kembali terjadi. Warga Suriah di wilayah Idlib dibom dengan bom kimia. Senjata yang tidak boleh digunakan dalam kondisi perang sekalipun. Akibatnya, tak kurang 100 orang menjadi korban (Hidayatullah.com). kebanyakan anak-anak yang masih belasan tahun. Mereka merenggang nyawa karena sesak napas akibat efek bom tersebut. Tragedy kemanusiaan ini adalah yang kesekian kalinya terjadi di Suriah.
            Anehnya, media Internasional bungkam atas tragedi ini. Dunia seperti menutup mata terhadap penderitaan rakyat Suriah. PBB tak berkutik. Dunia muslim tak berbuat apa-apa selain kecaman yang tak berefek apa-apa.
            Menyaksikan fakta-fakta tersebut, Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) wilayah Surabaya Raya melalukan aksi sosialisasi di kawasan kebun binatang, Jalan Raya Darmo, Surabaya pada hari Kamis, 06 April 2017.
            Aksi dibuka dengan pernyataan sikap FSLDK Nasional terhadap tragedi ini pada pukul 13.00. Dilanjutkan dengan pembacaan puisi, orasi, freeze mob sekaligus penggalangan dana di beberapa titik traffic light disekitar kebun binatang Surabaya. Acara ditutup pada pukul 14.40 setelah pembuatan video ‘suara FSLDK untuk muslim Suriah’.
“Aksi ini sebagai bukti kepedulian kita terhadap sesama manusia, dan perlawanan kita terhadap segala bentuk perilaku tak berprikemanusiaan dimanapun itu.” Ujar Ahmad Mubarak, selaku ketua FSLDK Surya.
            Terakhir, FSLDK Surya menyerukan persatuan kaum muslimin untuk membantu negeri-negeri muslim yang sedang dilanda konflik berkepanjangan, dan menuntut dunia internasional untuk bersikap adil dalam setiap tindakan./Ibnu Sahza (LDK STAIL Surabaya).