Sejatinya, Masjid adalah sentral
komando bagi umat muslim. Di masa awal-awal hadirnya islam, masjid memegang
peran sangat penting. Rasulullah dan para sahabat memanfaatkan masjid bukan
hanya sebatas shalat, ceramah dan do’a. namun juga sebagai media transformasi
ilmu pengetahuan, masalah kenegaraan (politik) bahkan masalah kekeluargaan.
Sehingga, boleh dibilang masjid adalah cikal-bakal peradaban islam yang
gemilang.
Namun, sejak runtuhnya kekhilafahan
dan menghegemoninya konsep barat (sekuler), peranan masjid berkurang. Masjid
cenderung hanya digunakan untuk shalat, shalawatan, buka puasa dan acara
keagamaan lainnya. Peranan Masjid dikurangi. Kini, pendidikan hanya dilakukan
di sekolah, pembicaraan politik bertempat dikantor-kantor partai sementara.
Itulah spirit yang ingin digaungkan
kembali oleh LDK STAIL dalam program mabit di masjid Ar-Rayyan, 04-05 maret
lalu. Kegiatan ini merupakan program rutin LDK STAIL yang dilakukan sebulan
sekali di masjid yang siap bekerja sama. Dalam sambutannya, ketua LDK STAIL, M
Faruq menekankan pentingnya umat muslim untuk ‘back to masjid’ (kembali ke
masjid).
“Masjid adalah tempat yang sangat
cocok untuk menumbuhkan ukhuwah islamiah, transformasi nilai-nilai islam sekaligus
meraih kemuliaan di hadapan Allah, mestinya umat Islam menyadari ini dan ‘back
to masjid’, kembali ke masjid.” Tegasnya dalam sesi sambutan.
Ditempat yang sama, perwakilan
takmir Masjid Ar-Rayyan mengaku bahagia atas adanya kegiatan seperti ini.
Beliau sepakat bahwa umat muslim harus ‘back to masjid’ jika ingin bangkit.
“Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini, apalagi yang melaksanakan
adalah pemuda, masa depan umat Islam.” Tutupnya.
Kemudian, untuk membuktikan
kesungguhannya, aktivis dakwah di kampus STAIL ini juga menjaga spirit dengan
shalat tahajjud berjamaah, mengikuti kajian yang diisi oleh Ust. Fuad Baswedan
Lc, dan bakti social di pagi hari.
0 komentar:
Posting Komentar